Selasa, 15 Maret 2011

Inversio Uteri


INVERSIO UTERUS
A.Pengertian
Inversio uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit .
Pada inversion uterus, kalau hanya fundus melekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri disebut inversion uterus inkomplit/parsial. Iversio uterus yang berputar balik sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah luar, keadaan ini disebut inversion uteri komplit/total, sedangkan uterus yang berputar balik, keluar dari vulva disebut inversion prolaps
            Inversion uteri jarang terjadi berkisar antara 1: 2000 s/d 20000 kehamilan akan tetapi merupakan komplikasi kala tiga persalinan jika terjadi dapat menimbulkan shock berat dan berpotensi membahayakan jiwa.
Klasifikasi inversi
Inversi dapat di klasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu :
1.      Derajat pertama : fundus mencapai os internal
2.      Derajat kedua    : badan atau korpus uterus mengalami inversi kedalam os internal
3.      Derajat ketiga    : uterus, serviks dan vagina mengalami inversi dan dapat dilihat.
Inverse juga dapat di klasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya :
1.      Inversi akut       : terjadi dalam 24 jam pertama
2.      Inversi subakut  : terjadi setelah 24 jam pertama dan dalam 4 minggu
3.      Inversi kronis     : terjadi setelah 4 minggu dan jarang terjadi

B. Etiologi
            Penyebab inversi uteri berkaitan dengan atonia uteri dan dilatasi serviks yang meliputi:
1.      Penatalaksanaan yang salah pada kala tiga persalinan termasuk penarikan tali pusat yang berlebihan untuk pelahiran plasenta secara aktif.

 Akibat traksi tali pusat dengan plasenta yang berimplantasi di bagian fundus uteri dan di lakukan dengan tenaga berlebihandi luar kontraksi uteru yang menyebabkan inversion uteri.

2.      Kombinasi tekanan fundus dan penarikan tali pusat untuk melahirkan plasenta
3.      Penggunaan tekanan fundus untuk melahirkan plasenta saat uterus atonik
4.      Perlekatan plasenta yang patologis
5.      Terjadinya secara spontan tidak diketahui penyebabnya
6.      Primiparitas
7.      Makrosomia janin
8.      Tali pusat pendek
9.      Pengosongan yang tiba-tiba saat uterus mengalami distensi

C. Diagnosis dan gejala klinis inversio uteri
1.      Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat,
perdarahan yang banyak sampai syok. Apalagi bila plasenta masih melekat dan
sebagian sudah ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2.      Pemeriksaan dalam
a.       Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri
cekung ke dalam.
b.      Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba
tumor lunak.
c.       Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
D.Tanda dan Gejala
            Inversio uteri ditanda gejalai dengan :
1.      Syok karena kesakitan yang mengalami inverse yang diperkirakan terjadi akibat peregangan saraf peritoneum dan ovarium yang tertarik ketika fundus
2.      Fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada fundus
3.      Perdarahan yang bisa terjadi bisa tidak, bergantung pada derajat perlekatan plasenta ke dinding uterus
4.      Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih melekat
5.      Bila baru terjadi prognosis cukup baik akan tetapi bila kejadiannya cukup lama, maka jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, mekrosis dan infeksi.

E.Penatalaksanaan
            Secara garis besar penatalaksanaan yang dilakukan untuk inversio uteri adalah sebagai berikut  :
1.      Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah penggantian dan pemberian obat





2.      Beberapa senter memberikan tokolitik/ MgSO4 untuk melemaskan uterus yang ter balik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu dapat dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau tidak.

                                                Reposisi manual
(a)inversion uteri total (b)revosisi uteru melalui serviks (c)retetusi uterus
3.      Didalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil di keluarkan dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infuse atau intra muscular tangan tetap di pertahankan agar konfigurasi uterus kembali normal dan tangan operator baru dilepaskan.
4.      Pemberian antibiotika dan tranfusi darah sesuai dengan keperluannya
5.      Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks yang keras menyebabkan maneuver di atas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan laparotomi untuk reposisi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomibila uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis .
Reposisi melalui laparotomi